Jangan-jangan aku hanya cerita fiksi yang pernah membekas di antara selangkanganmu
Pada waktu yang tepat
Kau akan angkat aku lalu kau jadikan buah tangan bagi pria lain
Mereka akan meloncat kegirangan
Lalu pergi menceritakannya kepada dunia
Persis para rasul yang diutus rabi mewartakan kasihnya
Benar kata orang, cinta
Fiksi memang lebih menggiurkan dari pada kenyataan
Apalagi dalam urusan lelaki
//
Senyata-nyatanya indah lekuk tubuhmu
Kau tak lebih dari seonggok daging pemicu berahi
Di sanalah puncak kenikmatan fiksi akanmu
Kau berhasil memiskinkan sudut pandangku tentang kecantikan
Kini dadamu hanya tentang payudara
Bukan lagi etalase indah berisi hati semesta
Pada akhirnya aku hanya benar-benar manusia yang berusaha mengawinkan diri dengan kesudahan
Cerita fiksi yang tak lelah berpindah dari selangkangan ke selangkangan
Air sisa cucian yang sedari tadi ditumpahkan masih saja menetes, menciptakan genangan berlumpur di sekitar tenda cucian. Hampir mirip rawa-rawa kecil. Beberapa bungkus sabun colek ekonomis nampak berserakan di sekitar tenda, begitu juga dengan butir-butir nasi sisa makanan. Tenda cucian yang licin dan hitam legam pada bagian atasnya, genangan lumpur hitam di sekitarnya, serta bungkus-bungkus sabun colek yang sudah pudar warnanya membuktikan umur tenda itu, dan betapa banyaknya air sisa cucian yang selama ini ditumpahkan padanya. Seorang wanita jangkung berdaster melangkah ke dalam rumah melalui pintu dapur. Rambutnya yang sebagian beruban nampak berkilau ditempa cahaya matahari pagi, khas rambut-rambut wanita desa yang rutin digumuli santan kelapa tua. Otot-otot tangannya nampak mengencang seiring diangkatnya sebaskom cucian perkakas makan yang semalam dipakai. Demikian juga dengan otot-otot kaki yang mengancang seiring ia melangkah, tanda beratnya cucian perkakas yang ia bawa. De...
Komentar
Posting Komentar