Langsung ke konten utama

Perjalanan ke Gereja

                                                

Cukup panjang perjalanan anak perawan ke gereja siang itu

Banyak sekali dosa dan manusia yang dipamerkan oleh punggung-punggung jalanan

Di sepanjang jalan ramai sekali mereka bersaing menunjukan bentukannya

Ada yang bersenggama begitu saja di depan kantor bupati

Ada yang bersenggama di lampu-lampu lalu lintas

Adapun juga yang bersenggama di gerbang-gerbang pemakaman

'Dengan atau tanpa cinta toh hitungannya tetap dosa'

Begitu rupanya pikir anak perawan

Berjalan lagi ia berjalan lagi

Tak ada yang membantunya memahami dunia

Semua orang hanya menangis dan tertawa tak berdaya

Persis saat anak manusia memanggul salibnya ke bukit golgota

Pun demikianlah ia sampai di gereja

Sembari mencelup tangannya pada air berkat

Anak perawan berucap demikian

"Harus kami mati saja tuhan agar dunia ini kekurangan dosa?"

Rupanya ia teringat persenggamaannya di kamar ayah subuh tadi



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagian-Bagian Rumah

Air sisa cucian yang sedari tadi ditumpahkan masih saja menetes, menciptakan genangan berlumpur di sekitar tenda cucian. Hampir mirip rawa-rawa kecil. Beberapa bungkus sabun colek ekonomis nampak berserakan di sekitar tenda, begitu juga dengan butir-butir nasi sisa makanan. Tenda cucian yang licin dan hitam legam pada bagian atasnya, genangan lumpur hitam di sekitarnya, serta bungkus-bungkus sabun colek yang sudah pudar warnanya membuktikan umur tenda itu, dan betapa banyaknya air sisa cucian yang selama ini ditumpahkan padanya. Seorang wanita jangkung berdaster melangkah ke dalam rumah melalui pintu dapur. Rambutnya yang sebagian beruban nampak berkilau ditempa cahaya matahari pagi, khas rambut-rambut wanita desa yang rutin digumuli santan kelapa tua. Otot-otot tangannya nampak mengencang seiring diangkatnya sebaskom cucian perkakas makan yang semalam dipakai. Demikian juga dengan otot-otot kaki yang mengancang seiring ia melangkah, tanda beratnya cucian perkakas yang ia bawa. De...

Dilema Pembelajaran Online

                                                 Pandemi covid-19 sampai saat ini semakin menunjukan dampak desktruktifnya yang multidimensional. Hampir semua bidang kehidupan manusia jatuh terbengkalai. Solusi atau gagasan work from home atau slogan-slogan seperti di rumah aja, ternyata belum efektif untuk mengakomodasi terbengkalainya sector-sektor kehidupan masyarakat. Selain itu, beberapa solusi sektoral pada bidang tertentu terbukti memperparah krisis pada bidang lainnya. Misalnya adalah kebijakan pemotongan dana bos untuk kepentingan medis, yang kemudian berdampak pada lesunya sector pendidikan hampir pada semua level, baik pendidikan dasar ataupun pendidikan tinggi. Sampai disini kita sepakat bahwa kerusakan yang diakibatkan oleh pandemi covid-19 bukan hanya multidimensional (multi-sector) tertapi juga terjadi secara sistemik, yakni dari bidang yang s...

Sapardi Hidup Lagi

Sayup matamu jelas terlihat dari foto-foto lawas yang diunggah oleh muda-mudi sosialita. Kau terlihat rupawan dengan topi nyentrik dan wajah oval berkerut. Garis wajahmu menyilang satu sama lain. Persis hujan bulan Juni dan kesederhanaan cintamu pada dunia, yang bercampur indah dalam alunan syairmu. Aneh juga. Mereka tiba-tiba sedih dan beramai-ramai jatuh cinta padamu. Ada yang tahu kau siapa. Ada yang tau apa yang sudah kau buat. Ada juga yang benar-benar jatuh cinta padamu. Ada juga yangbenar tidak tahu kau siapa. Barang kali hanya karena kebetulan melihat wajahmu pada qoute-quote cinta pada gawai mereka. Maka benarlah katamu. 'Aku mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. 'Kau harus mati dahulu, agar kau hidup. Begitukah?Beberapa bertanya, 'apakah kau mati dibunuh zaman? Apakah kau sudah tidak tahan menjadi hujan bulan Juni, yang kau syairkan begitu indah? Atau apakah cinta Tuhan sudah selesai padamu? ...